Waktu pulang
jadi keundur
Pikiran ngawur
memikirkan libur
Punya rencana
berlibur
Jadi hancur
Keringet
bercucur
Kaya habis
diguyur
Dateline belum
selesai, mata sudah lieur
Sempet bersyukur
Untungnya
punya BOS suka menghibur
Si BOSku
berhati mulia
Sering
teraktir anak buahnya
Bos pertamaku, maksudnya bos yang aku
anggap benar – benar seorang pemimpin yang mengayomi dan menghibur (menghibur? lho..!)
adalah Bos ‘Tony Oktavianto’. Beliau, manager Inventory control di salah satu
perusahaan ritail muslim terkemuka di Jakarta, tempat dimana aku pernah
bertumpuh untuk bekerja dan belajar selama 3 tahun. Usianya masih muda, masih
sekitar 40 tahun namun prestasi dalam bidang pekerjaan yang digelutinya amat
mempuni! Banyak pelajaran yang aku dapatkan dari beliau, dari pekerjaan sampai
lika – liku kehidupan.
Pak Tony, seseorang yang simple dengan
pemikiran yang tajam. Beliau mengajarkanku kesederhanaan dan perjuangan. Hidup
bukanlah sekedar hidup, tapi hidup harus dijalani dengan keyakinan, optimis
akan kesuksesan yang ingin kita raih. Dan ketika kesuksesan sudah ada dalam
genggaman, maka mulailah dengan kesederhanaan. Beliau care dengan anak buahnya,
selalu berbagi ilmu yang ia miliki bahkan apa yang ia makan kepada anak
buahnya. Secara atasan beliau profesioanal, dan secara personal beliau
perhatian, mengutamakan kepentingan karyawannya dan selalu all out memberikan kontribusi pada perusahaan.
Bosku, inspirasiku. Perjuangannya menjadi
seperti sekarang dilaluinya dengan perjalanan panjang dengan mimpi – mimpi langit
yang membumi. Aku ingat ketika beliau selalu menginpirasiku dengan kisahnya
memulai hidup di Jakarta, perjuangannya mendapatkan pekerjaan dari gelas S1
ekonomi yang disandang dibalakang namanya, tanah kuburan sang ayah tercinta
digenggamnya erat – erat sebagai salah satu wujud tekatnya yang tertancap kuat
dihatinya, keyakinan yang mantap bahwa ia akan berhasil. Kecintaannya kepada
ibunda tercintanya juga menjadi salah satu motivasi besar beliau untuk meraih
kesuksesan karir. Beliau memulainya dari titik nol, dari seorang bawahan
kemudian merangkak menjadi seorang atasan seperti sekarang, aku berfikir mungkin
itu salah satu sebabnya beliau amat pengertian kepada anak buahnya.
Bosku juga seorang laki – laki setia
yang pernah ia tuturkan bahwa wanita yang kini menjadi istrinya adalah salah
satu wanita terhebat dalam kehidupannya, menemani saat suka dan duka, mengerti
dalam segala situasi. Setiap kali ia bercerita tentang kehidupan, maka istri-nyalah
salah satu sumber kehidupannya kemudian juga kedua putri tercinta yang amat ia
manjakan, dan beri segala kebahagiaan. Kehidupannya yang berkecukupan tidak
lantas membuatnya sombong terlebih lagi seorang manager, tapi sebaliknya naik
angkot dan berpakaian sederhana adalah lifestyle-nya.
Terlebih lagi masalah pekerjaan, beliau memberikan
tugas kepada seluruh bawahnya dengan bijaksana dan sesuai porsi masing –
masing. Bahkan ketika beliau tengah memerlukan bantuan anak buahnya, akan
tetapi anak buahnya tengah sibuk, beliau tak lantas meminta bantuan, beliau
mengerjakannya sendiri, apa yang masih bisa beliau handle beliau lakukan sendiri tanpa merepotkan anak buahnya. Beliau
selalu menggunakan kata ‘terimakasih’ kepada anak buahnya dalam meminta bantuan,
dan tak segan meminta maaf sekiranya beliau merasa tidak cukup baik membantu
anak buahnya.
Terimakasih atas segala hal yang pak
Tony berikan sebagai atasan dan sebagai seorang kawan, aku berharap bisa
menemukan sosok seperti beliau dalam perjalanan panjangku kedepan khususnya
dalam hal pekerjaan.
Hitung – hitung
Gaji buntung
Tengah bulan dompet digantung
Besar pasak dari pada tiang
Makin susah dunia sekarang
Gaji buntung
Tengah bulan dompet digantung
Besar pasak dari pada tiang
Makin susah dunia sekarang
Datang pagi
Pulang dini hari
Untuk nafkahi anak bini serta meraih ridho Illahi
Peluh, letih terasa berarti
Pulang dini hari
Untuk nafkahi anak bini serta meraih ridho Illahi
Peluh, letih terasa berarti
..oh.. BOS ku, kau
sungguh berbudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar