Kamis, 27 Juni 2013

Bos Tony Oktavianto



Kerjaan menuntut lembur
Waktu pulang jadi keundur
Pikiran ngawur memikirkan libur
Punya rencana berlibur
Jadi hancur

Keringet bercucur
Kaya habis diguyur
Dateline belum selesai, mata sudah lieur

Sempet bersyukur
Untungnya punya BOS suka menghibur
Si BOSku berhati mulia
Sering teraktir anak buahnya


Bos pertamaku, maksudnya bos yang aku anggap benar – benar seorang pemimpin yang mengayomi dan menghibur (menghibur? lho..!) adalah Bos ‘Tony Oktavianto’. Beliau, manager Inventory control di salah satu perusahaan ritail muslim terkemuka di Jakarta, tempat dimana aku pernah bertumpuh untuk bekerja dan belajar selama 3 tahun. Usianya masih muda, masih sekitar 40 tahun namun prestasi dalam bidang pekerjaan yang digelutinya amat mempuni! Banyak pelajaran yang aku dapatkan dari beliau, dari pekerjaan sampai lika – liku kehidupan.  

Pak Tony, seseorang yang simple dengan pemikiran yang tajam. Beliau mengajarkanku kesederhanaan dan perjuangan. Hidup bukanlah sekedar hidup, tapi hidup harus dijalani dengan keyakinan, optimis akan kesuksesan yang ingin kita raih. Dan ketika kesuksesan sudah ada dalam genggaman, maka mulailah dengan kesederhanaan. Beliau care dengan anak buahnya, selalu berbagi ilmu yang ia miliki bahkan apa yang ia makan kepada anak buahnya. Secara atasan beliau profesioanal, dan secara personal beliau perhatian, mengutamakan kepentingan karyawannya dan selalu all out memberikan kontribusi pada perusahaan.

Bosku, inspirasiku. Perjuangannya menjadi seperti sekarang dilaluinya dengan perjalanan panjang dengan mimpi – mimpi langit yang membumi. Aku ingat ketika beliau selalu menginpirasiku dengan kisahnya memulai hidup di Jakarta, perjuangannya mendapatkan pekerjaan dari gelas S1 ekonomi yang disandang dibalakang namanya, tanah kuburan sang ayah tercinta digenggamnya erat – erat sebagai salah satu wujud tekatnya yang tertancap kuat dihatinya, keyakinan yang mantap bahwa ia akan berhasil. Kecintaannya kepada ibunda tercintanya juga menjadi salah satu motivasi besar beliau untuk meraih kesuksesan karir. Beliau memulainya dari titik nol, dari seorang bawahan kemudian merangkak menjadi seorang atasan seperti sekarang, aku berfikir mungkin itu salah satu sebabnya beliau amat pengertian kepada anak buahnya.  

Bosku juga seorang laki – laki setia yang pernah ia tuturkan bahwa wanita yang kini menjadi istrinya adalah salah satu wanita terhebat dalam kehidupannya, menemani saat suka dan duka, mengerti dalam segala situasi. Setiap kali ia bercerita tentang kehidupan, maka istri-nyalah salah satu sumber kehidupannya kemudian juga kedua putri tercinta yang amat ia manjakan, dan beri segala kebahagiaan. Kehidupannya yang berkecukupan tidak lantas membuatnya sombong terlebih lagi seorang manager, tapi sebaliknya naik angkot dan berpakaian sederhana adalah lifestyle-nya.

Terlebih lagi masalah pekerjaan, beliau memberikan tugas kepada seluruh bawahnya dengan bijaksana dan sesuai porsi masing – masing. Bahkan ketika beliau tengah memerlukan bantuan anak buahnya, akan tetapi anak buahnya tengah sibuk, beliau tak lantas meminta bantuan, beliau mengerjakannya sendiri, apa yang masih bisa beliau handle beliau lakukan sendiri tanpa merepotkan anak buahnya. Beliau selalu menggunakan kata ‘terimakasih’ kepada anak buahnya dalam meminta bantuan, dan tak segan meminta maaf sekiranya beliau merasa tidak cukup baik membantu anak buahnya.

Terimakasih atas segala hal yang pak Tony berikan sebagai atasan dan sebagai seorang kawan, aku berharap bisa menemukan sosok seperti beliau dalam perjalanan panjangku kedepan khususnya dalam hal pekerjaan.  
Hitung – hitung
Gaji buntung
Tengah bulan dompet digantung
Besar pasak dari pada tiang
Makin susah dunia sekarang

Datang pagi
Pulang dini hari
Untuk nafkahi anak bini serta meraih ridho Illahi
Peluh, letih terasa berarti
..oh.. BOS ku, kau sungguh berbudi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar